Endocannibalisme Upacara Pemakaman Yang Mengerikan

Sabtu, 31 Mei 2014

Dalam posting kali ini lastbacklink.blogspot.com akan menyampaikan posting tentang Endocannibalisme Upacara Pemakaman Yang Mengerikan. Semoga dengan artikel Endocannibalisme Upacara Pemakaman Yang Mengerikan akan menambah wawasan bagi anda pembaca setia lastbacklink.blogspot.com

Mungkin ini ritual kematian terburuk yang pernah ada. Endocannibalisme adalah praktik di mana orang memakan tubuh orang yang mati. Ide di balik kebiasaan mengerikan ini adalah kepercayaan bahwa dengan memakan tubuh si mati maka sekaligus akan menghisap sifat-sifat almarhum untuk asimilasi roh




http://yusupman.files.wordpress.com/2009/08/suku-canibal.jpg

http://yusupman.files.wordpress.com/2009/08/kanibal.jpg

http://4.bp.blogspot.com/_1Q8ldLGfYBQ/R9K9YRe-9jI/AAAAAAAAAQQ/odCBOogpHmY/s400/satukan10.jpg

Beberapa suku di Amerika Selatan dan Australia dikatakan telah mempraktekkan ritual menyeramkan ini. Tapi banyak akademisi merasa endocannibalisme adalah tuduhan palsu dilemparkan oleh kolonial pada masa awal untuk mendapatkan alasan dominasi politik. Menurut antropolog Napoleon Changon, komunitas Yanomamo di Amerika Selatan masih makan abu dan sisa tulang orang yang mati setelah di kremasi.
http://eksplorasi-dunia.blogspot.com/2010/04/endocannibalisme-upacara-pemakaman-yang.html

Dapatkan berita terupdate dan unik setiap saat hanya di lastbacklink.blogspot.com
Homepage|http://lastbacklink.blogspot.com

Read More..

Peluang Usaha kerupuk Jengkol

Minggu, 25 Mei 2014

Mungkin jenis usaha yang satu ini terdengar sedikit aneh. Bahkan setiap orang pasti berpikir peluang bisnis jengkol ini pasti akan berhubungan dengan masakan semur jengkol. Pasalnya jengkol di Indonesia memang lebih dikenal dengan masakan semur jengkolnya. Kendati baunya terbilang tidak mengenakkan, tapi rasa dari jengkol sendiri sangat enak. Jengkol di Indonesia memang lebih dikenal sebagai salah satu bahan makanan bagi mereka kalangan menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan harga jengkol yang memang terbilang sangat murah.


Namun akhir-akhir ini harga jengkol mulai menanjak. Di beberapa daerah harga jengkol bisa mencapai Rp 50.000 per kg. Padahal harga normal jengkol hanya berkisar Rp 20.000 saja per kg. Dengan kenaikan harga ini tentunya membuka sebuah peluang tersendiri bagi kita dalam berbisnis jengkol. Kita bisa mencoba untuk membudidayakan tanaman yang satu ini.

Sejauh ini, tanaman jengkol ini memang masih belum ada yang membudidayakannya dalam skala yang besar. Hal ini bisa saja terjadi karena harga jengkol dulu masih terlalu murah. Namun dengan kenaikan harga jengkol hingga dua kali dari harga biasanya ini bisa menjadi saja akan tumbuh banyak pembudidayaan jengkol dalam skala yang besar-besaran. Karena itu, kita bisa mencoba membudidayakan tanaman ini.

Sejauh ini kelangkaan jengkol di Tanah Air memang baru terjadi kali ini saja. Namun tidak menutup kemungkinan kelangkaan ini akan terus berlangsung ke tahun-tahun berikutnya. Kelangkaan jengkol ini sendiri diakibatkan oleh lambatnya musim panen serta banyaknya penggunaan pohon jengkol untuk membangun rumah. Selain itu juga, hal ini bisa disebabkan oleh para pedagang yang beralih profesi dari menjual jengkol berubah menjual yang lainnya. Momen seperti ini sudah sepatutnya jangan kita sia-siakan.

Jengkol sendiri merupakan jenis tanaman yang masih tergolong dalam kategori kacang-kacangan yang memang hanya tumbuh di kawasan Asia Tenggara saja. Jengkol juga banyak di konsumsi di beberapa negara Asia Tenggara, salah satunya negara tetangga kita, Malaysia. Dimana di negara Malaysia tanaman ini lebih dikenal dengan nama jering. Jengkol selain bisa di olah dengan cara konvensional bisa juga dengan cara di buat keripik atau kerupuk jengkol, kerupuk jengkol ini memiliki citarasa khas tersendiri.

Jika anda merasa pemasaran untuk kerupuk jengkol masih susah di kota besar maka cobalah menjual di daerah salah satunya di jawa Barat, sebagai sebuah provinsi dengan jumlah penduduk terbesar Jawa barat merupakan pasar yang potensial untuk di rambah bisnis kerupuk jengkol.
Read More..